Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdiri dari kata baik dan benar yang ke
dua-nya memiliki arti.
·
Bahasa Yang
Baik
Penggunaan
bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai dengan sasaran kepada
siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal ini harus disesuaikan dengan unsur
umur, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak
sasaran kita. Dengan kata lain, bahasa yang kita gunakan sesuai dengan lawan
bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman ketika berkomunikasi.
·
Bahasa Yang
Benar
Bahasa yang
benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa (tata bahasa,
pilihan kata, tanda baca, dan ejaan). Bahasa yang benar mengacu pada kaidah
penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia seperti yang tertera dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, dan terdapat pula di EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Dari 2 hal
diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahasa yang baik dan benar adalah
bahasa yang tidak menyinggung lawan bicara, dan tiap katanya adalah bagian dari
kata-kata dalam kamus besar bahasa Indonesia.
Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan
bahasa yang baku.
Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu,
yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain
disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur
kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan
dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
Apakah kamu
ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang
kamu lakukan tadi?
Misalkan
ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru :
Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah
saya kerjakan pak.
Pak guru :
baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino :
Terima kasih Pak
Kata yang digunakan
sesuai lingkungan sosial
Contoh lain
dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan
kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar
-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti
ini.
(1)
Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah
Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa
ongkosnya?
Contoh di
atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan
tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu.
Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa
nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar
Tanah Abang, Bang. Berapa?
SUMBER :
https://www.academia.edu/6273387/Contoh_Penggunaan_Bahasa_Indonesia_secara_baik_dan_benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar