Senin, 30 November 2015

“PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY PT. ANEKA TAMBANG TBK”



TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip GCG pada program CSR.
b.      Untuk mengetahui hambatan implementasi penerapan GCG pada program CSR.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
            Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai pelaksanaan GCG pada program CSR PT Antam Tbk. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (internal maupun eksternal). Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik ini untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif khususnya middle dan top management.  Proses observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkan mampu menggali mengenai pelaksanaan GCG pada program CSR PT Antam Tbk.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL :
a. Variabel Dependen
            Variabel dependen dengan cara menentukan, mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisis dan menjelaskan keadaan objek yang diteliti.
b. Variabel Independen
            Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh IndonesianInstitute of Corporate Governance (IICG) berupa Corporate Governance Perception Index(CGPI) yang diterbitkan di majalah SWA. Penilaian CGPI meliputi empat tahap dengan bobot nilai:
1)      Self-assessment (15%)
2)      Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner self-assessment seputar penerapan konsep GCG di perusahaannya
3)      Pengumpulan Dokumen Perusahaan (25%)
4)      Penyusunan Makalah dan Presentasi (12%)
5)      Observasi ke perusahaan (48%) Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan diatas. Rating level pada CGPI yaitu:
  Sangat Terpercaya (85,00-100)
  Terpercaya (70,00-84,99)
  Cukup Terpercaya (55,00-69,99)
            Dalam penelitian ini, setiap perusahaan akan diberikan skor sesuai dengan rating yang diperoleh dari CGPI, yaitu:
1.      Sangat Terpercaya (85,00-100) dengan skor 3
2.      Terpercaya (70,00-84,99) dengan skor 2
3.      Cukup Terpercaya (55,00-69,99) dengan skor 1
            Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Good Corporate GovernanceVariabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang disyaratkan GRI meliputi 79 item pengungkapan yang meliputi tema: economic, environment, labour practices, human rights, society, dan product responsibility.
            Pengukuran indeks pengungkapan CSR dilakukan metode analisis isi (content analysis) yaitu suatu metode pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama ditulis dalam berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang ditentukan (Weber, 1988 dalam Sembiring, 2005).
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi laporan keuangan, laporan keuangan tahunan. Data tersebut diperoleh melalui situs BEI http://www.idx.co.id dan websiteperusahaan. Data mengenai Corporate Governace diperoleh Index Corporate Governance yang merupakan pengumuman hasil survey yang dilakukan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance(IICG), diperoleh dari majalah SWA.
TEKNIK ANALISIS DATA
a.       Statistik Deskriptif
b.      Uji Asumsi Klasik : Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas
PENGUJIAN HIPOTESIS
            Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen yaitu GCG dan Pengungkapan CSR terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan dengan variabel kontrol Ukuran Perusahaan, Jenis Industri, Profitabilitas, Leverage.
HASIL PENELITIAN
            Implikasi penerapan GCG pada program CSR di Antam sudah memenuhi kriteria sebagai perusahaan pelaksana GCG dimana hal tersebut terbukti dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Antam dari mulai buku Kebijakan Tata Kelola Perusahaan, serta kebijakan lain yang menyangkut CSR, termasuk dibuatnya Master Plan  sebagai pedoman pelaksanaan program CSR. Azaz responsibilitas PT Antam Tbk dapat dilihat dari komitmen Antam untuk melaksanakan CSR pada kondisi apapun yang pada akhirnya dibentuklah Direktorat khusus CSR. Sedangkan lahirnya buku sustainibility report  yang sudah dibuat dari tahun 2005 merupakan implementasi dari azaz transparansi. Pembuatan program CSR di Antam sudah menggunakan azaz independensi karena menggunakan pola trimitra, selain itu dalam pembuatan laporannya Antam juga menggunakan lembaga auditor, sehingga bersifat independen. Dengan mempublikasikan pengelolaan alur pelaksanaan program kemitraan CSR serta turut sertanya Antam sebagai BUMN Peduli adalah sebagai wujud akuntabilitasnya terhadap bangsa dan negara ini. Pada akhirnya dengan penerapan GCG pada program CSR di Antam menjadikan Antam tetap sustain  dan menciptakan profit karena meningkatnya profit tersebut mempengaruhi nilai pemegang saham, sedangkan bagi stakeholder adalah sudah meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
PENDAPAT / SARAN
Saran saya sebagai pembaca dari jurnal skripsi penelitian ini sebagai berikut:
1.      Pembuatan program CSR di Antam sudah menggunakan azaz independensi karena menggunakan pola trimitra, selain itu dalam pembuatan laporannya Antam juga menggunakan lembaga auditor, sehingga bersifat independen.
2.      Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian.
“ANALISA PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK”

JENIS DAN SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta internet.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari website PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, terutama untuk data laporan tahunan atau annual report perusahaan pada tahun 2013. Selain itu, uraian artikel, jurnal, dokumen mengenai penerapan Good Corporate Governance pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a. Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)
b. Content Analysis
Merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (antara lain berupa: iklan, laporan, kontrak kerja, jurnal, majalah, atau surat kabar.

Prinsip GCG pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dapat dikatakan baik meskipun masih terdapat beberapa kendala yang harus di hadapi.
Adapun penerapan GCG pada PT BNI adalah sebagai berikut :
1.      Keterbukaan (Transparency)
Transparensi informasi mengenai perusahaan dijelaskan secara terinci oleh Bank BNI setiap tahunnya. Informasi tersebut dapat dengan mudah di dapatkan melalui media elektronik atau website resmi Bank BNI.
2.      Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia diwujudkan dengan kejelasn mengenai tanggung jawab yang mewajibkan semua karyawan melakukan aktivitasnya sesuai job descriptionnya dan dengan menghilangkan perangkapan tugas dan jabatan. Bank BNI juga menerapkan sistem pengendalian internal yang sesuai dengan standar.
3.      Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab atas laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia diterapkan dengan memastikan bahwa informasi yang diberikan berguna bagi para pemangku kepentingan laporan keuangan.
4.      Independensi (Independency)
Bank BNI menerapkan prinsip independensi yaitu mewajibkan karyawan untuk tidak terikat dengan aktivitas politik.
5.      Kewajaran (Fairness)
Untuk memastikan pelaksanaan efektivitas fungsi audit ekstern maka Bank BNI telah memenuhi ketentuan mengenai hubungan antar Bank. Kantor Akuntan Publik dan BI sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. Kantor Akuntan Publik tersebut telah melalui proses lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian Bank menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember setiap tahunnya yang telah di audit kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan
Kendala yang dihadapi dalam penerapan GCG pada PT Bank Negara Indonesia :
1.      Peraturan kredit perbankan akibat dari kondisi perekonomian global yang sedang menurun
2.      Produktivitas produk bank yang belum sepenuhnya efisien dan efektif
3.      Standar SDM yang semakin lama semakin tinggi akibat dari era globalisasi
4.      Masalah kasus penyimpangan internal
SARAN
1.      Mengantisipasi kebijakan baru oleh Pemerintah dan Bank Indonesia di tahun 2013 dalam mengantisipasi perekonomian global yang sedang turun
2.      Menaruh perhatian yang besar pada pengembangan pangsa pasar, dengan terusmenciptakan nilai tambah bagi pemegang saham serta stakeholder lainnya.
3.      Program pelatihan SDM yang kompeten dan efektif perlu disusun sesuai dengan kebutuhan pengembangan karyawan, sehingga diharapkan profesionalisme, kompetensi dan integritas insane BNI dapat terus ditingkatkan
4.      Program-program Corporate Social Responsibility lebih ditingkatkan lagi untuk lebih mendekatkan BNI dengan masyarakat

 PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.”

OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen disini adalah peranan corporate social responsibility. Indikator yang digunakan untuk mengukur corporate social responsibility adalah profit / keuntungan, people/ masyarakat, environment/lingkungan.
Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disini adalah good corporate governance. Indikator yang digunakan untuk mengukur good corporate governance adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kesetaraan dan kewajaran.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1) Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Metode Pengamatan Langsung (observasi)
b. Metode Wawancara (Interview)
c. Kuesioner
d. Dokumen
2) Studi Kepustakaan (Library Research)

PENGUJIAN
1.      Uji Validitas
2.      Uji Reliabilitas

KESIMPULAN
1.      Corporate Social Responsibility pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sudah terpenuhi dengan sangat baik. Hal ini didukung oleh telah dilaksanakannya prinsip atau konsep dasar CSR meliputi profit (keuntungan)/ aspek economic, people (masyarakat)/ aspek social, dan plannet (lingkungan)/ aspek environment.
2.      Penerapan Good Corporate Govrnance pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sudah terpenuhi dengan sangat baik. Hal ini didukung oleh telah dilaksanakannya prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi (independency) serta kesetaraan dan kewajaran (fairness).
3.      Peranan Corporate Social Responsibility dalam penerapan Good Corporate Govrnance pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki nilai korelasi yang kuat. Corporate Social Responsibility (Variabel X) dapat berperan dalam penerapan Good Corporate Governance (Variabel Y) sebesar 52,42% dan sisanya yaitu dipengaruhi oleh faktor lain diluar corporate social responsibility misalnya etika praktek bisnis, pelatihan dan pengembangan karir, hak asasi manusia serta faktor lainnya yang berperan dalam penerapan good corporate governance. Dimana Ho ada pada daerah penolakan berarti H1 diterima atau corporate social responsibility mempunyai peranan yang signifikan dan positif dalam penerapan good corporate governance.

SARAN
1.      Sebelum mengalokasikan dana CSR, alangkah lebih baik jika pihak yang bertugas untuk menyeleksi calon penerima program CSR yang akan didanai (khususnya program PKBL), melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap penerima dana CSR. Hal ini dilakukan agar mekanisme dan sistem alokasi dana CSR lebih baik lagi, sehingga tidak akan ada lagi kredit macet maupun tidak tepat sasaran dalam alokasi dana program CSR.
2.      Meningkatkan pengetahuan/kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki khususnya SDM yang bertugas di bagian Community Development Center (CDC), dengan upaya meningkatkan kinerja SDM, diterapkannya sistem reward and punishment kepada karyawan yang dikaitan dengan masalah pengelolaan program CSR.

Jumat, 09 Januari 2015

TULISAN 20



Penghapusan Tiket Murah Cermin Kepanikan Pemerintah?

Jumat, 9 Januari 2015 | 14:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -Rencana penerapan kebijakan menghapus tiket pesawat murah dinilai menggambarkan kepanikan pemerintah dalam merespon karut-marut yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia.
"Pemerintah panik, padahal tiket murah sudah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan pariwisata nasional," kata Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Chapter DIY Edwin Ismedi Himna di Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Menurut Edwin, selama ini tiket pesawat murah berperan langsung terhadap kenaikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) secara signifikan di samping juga mendongkrak bisnis akomodasi khususnya yang digerakkan oleh para pelaku UKM.
Pihaknya memantau selama ini tiket murah yang ditawarkan maskapai berbasis Low Cost Carrier (LCC) menguasai 90 persen pergerakan penumpang yang ada saat ini di Indonesia.
"Dengan terbukanya kasus kelalaian izin Airasia QZ8501 sebenarnya lebih membuktikan ketidakberesan internal di lingkungan Kementerian Perhubungan. Jadi jangan mencari kambing hitam," katanya.
Ia meminta agar kebijakan yang diterapkan sebagai upaya pembenahan tidak justru kemudian mengorbankan bisnis pariwisata yang sedang digenjot untuk mampu mendatangkan 20 juta wisman sampai 2019.
"Tolong dilihat, jumlah wisman sebelum dan sesudah adanya tiket murah, berikut pergerakan wisnus di setiap destinasi di Indonesia. Ada perbedaan yang signifikan," katanya.
Low Cost Airlines (LCC) merupakan maskapai yang mengoperasikan penerbangannya dengan biaya rendah dan menekankan pada efisiensi.
LCC mengatur efisiensi boarding, efisiensi staf operasional, cara memesan tiket, namun standar safety tetap diutamakan.
LCC juga kerap kali melakukan promosi bahkan pernah ada yang menawarkan harga tiket Rp 0 tetapi setelah melalui perhitungan bisnis matang tanpa mengorbankan standar keselamatan tapi lebih pada efisiensi biaya operasional.

SUMBER :


ANALASIS :

Rencana penerapan kebijakan menghapus tiket pesawat murah dinilai menggambarkan kepanikan pemerintah dalam merespon karut-marut yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia.

Dengan adanya tiket pesawat murah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan pariwisata nasional dan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (WisMan) yang datang ke Indonesia.

Harga tiket pesawat yang tidak murah juga tidak menjamin keselamatan bagi penumpang. Low Cost Airlines (LCC) merupakan maskapai yang mengoperasikan penerbangannya dengan biaya rendah dan menekankan pada efisiensi. LCC juga kerap kali melakukan promosi bahkan pernah ada yang menawarkan harga tiket Rp 0 tetapi setelah melalui perhitungan bisnis matang tanpa mengorbankan standar keselamatan tapi lebih pada efisiensi biaya operasional.